Jumat, 28 Desember 2012

Catatan Akhir Desember

Sejauh apapun kau lari, aku akan hadir.
Pasti ada saat-saat yang enggan engkau tinggalkan dalam bingkai kenangan. Saat-saat itulah yang selalu ingin engkau ulang.


Entah, berapa desember-kah sudah aku sadari dan jalani dalam dua puluh lima umurku. Semua desember itu lesu, tanpa resolusi yang jelas dan pasti. Tidak ada acara hitung-menghitung program apa saja yang sudah tercapai, tidak ada pula evaluasi. Bagi pribadiku yang semrawut ini, aku selalu mengerjakan apa yang ada di depanku tanpa menunggu desember datang. 

Tapi, tahun ini kujalani dengan beberapa hal yang mengejutkan dan revolusioner. Hidupku  nyari berubah. Haluanku berpaling. Aku kelabakan.

Sms masuk, dari Mama. "Terimakasih doa nakda, mudah-mudahan anakda selalu sabar menjalani hidup ini. Doa mama selalu mengiringi kalian. Amin"

Aih, lagi-lagi...

Tahun ini hidupku memang harus luar biasa sabar. Harus benar-benar batu. Harus benar-benar keras. Banyak hal-hal yang tidak terproyeksikan bisa terealisasi. Banyak pula hal-hal yang memaksaku berubah. Aku kelimpungan menyesuaikan masing-masing peran yang harus kujalani. Belum lagi skenario Tuhan yang kadang tidak tertebak. Semuanya komplit! Kompleks!

Kali ini, biar aku melepas kacamata. Memejamkan mata. Menghirup udara dalam-dalam. 

1. Apakah aku masih hidup selepas Desember ini?
2. Apa bekal yang sudah kupersiapkan ketika nafasku nanti ditarik tiba-tiba?
3. Masih berjumpakah kita tahun berikutnya?
4. Masihkah persahabatan ini terjalin? Masihkah kasih ini tersalurkan?
5. Sudah sebaik apa aku berbuat?

Kalau perjumpaan nantinya tertunda. Kenanglah, bahwa aku pernah hadir. Paling tidak, aku pernah menuliskan namamu di sini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar